Minggu, 17 Januari 2010

EARTHQUAKE in HAITI :'|

Minggu, 17 Januari 2010



Guncangan gempa bumi yang dahsyat telah meratakan sejumlah bangunan dengan tanah di ibu kota Port-au-Prince. Guncangan gempa bumi yang berkekuatan awal 7 skala Richter, Selasa (12/1/2010) pada pukul 16:45 waktu setempat atau pukul 04.45 Rabu pagi WIB itu berpusat di sekitar 10 mil barat ibu kota Haiti tersebut.

"Sejumlah penduduk berlarian ke jalan, menangis, berteriak serta menjerit ketakutan," kata Karel Zelenka, Direktur Catholic Relief Services (CRS) di Haiti. "Mereka melihat betapa dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan, tetapi tidak berdaya menyelamatkan begitu banyak orang yang tertimbun di bawah puing-puing bangunan," tuturnya.

"Ada begitu banyak bangunan yang rubuh," kata Zelenka dalam sebuah wawancara telepon dari Port-au-Prince. "Bencana ini akan menjadi bencana besar."

Zelenka melaporkan awan asap tebal terlihat di udara setelah sejumlah bangunan ambruk. Di dekat markas CRS, sebuah swalayan hancur dan benar-benar rata dengan tanah.

Presiden AS Barack Obama telah menyampaikan pernyataan belasungkawa terhadap para korban gempa. Departemen Luar Negeri AS menjelaskan, Washington akan menyediakan bantuan darurat pemulihan bencana ke Haiti. Badan Pembangunan Internasional AS dan Komando Armada Selatan AS telah mulai membentuk koordinasi untuk menaksir kerugian materi dan jumlah korban di lokasi bencana.

Di salah satu wilayah Port-au-Prince, Petionville, bagian wilayah yang terbilang elite, di mana para diplomat dan warga kaya Haiti bermukim, sebuah rumah sakit roboh dan beberapa rumah hancur serta terjerembap puing-puingnya ke dalam sebuah jurang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS PJ Crowley menjelaskan, pihak Kedutaan Besar AS di Haiti telah mulai menghubungi warga AS yang menetap di Port-au-Prince. Namun, komunikasi ini terhalang oleh lumpuhnya fasilitas komunikasi ataupun terputusnya jalur jalan menuju lokasi bencana pascagempa bumi.

"Kerusakannya signifikan. Sebagian besar tembok roboh. Sebagian besar orang tewas tertimbun oleh puing-puing bangunan," kata Crowley. "Kerusakan di sana benar-benar signifikan."

disadur dari : Harian Kompas
---
memang sudah beberapa hari berlalu tapi puing-puing bangunan yang roboh masih tersisa hingga saat ini. semoga mereka mampu untuk kembali bangkit cz LIFE must GO ON !

0 komentar:

Posting Komentar

EARTHQUAKE in HAITI :'|




Guncangan gempa bumi yang dahsyat telah meratakan sejumlah bangunan dengan tanah di ibu kota Port-au-Prince. Guncangan gempa bumi yang berkekuatan awal 7 skala Richter, Selasa (12/1/2010) pada pukul 16:45 waktu setempat atau pukul 04.45 Rabu pagi WIB itu berpusat di sekitar 10 mil barat ibu kota Haiti tersebut.

"Sejumlah penduduk berlarian ke jalan, menangis, berteriak serta menjerit ketakutan," kata Karel Zelenka, Direktur Catholic Relief Services (CRS) di Haiti. "Mereka melihat betapa dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan, tetapi tidak berdaya menyelamatkan begitu banyak orang yang tertimbun di bawah puing-puing bangunan," tuturnya.

"Ada begitu banyak bangunan yang rubuh," kata Zelenka dalam sebuah wawancara telepon dari Port-au-Prince. "Bencana ini akan menjadi bencana besar."

Zelenka melaporkan awan asap tebal terlihat di udara setelah sejumlah bangunan ambruk. Di dekat markas CRS, sebuah swalayan hancur dan benar-benar rata dengan tanah.

Presiden AS Barack Obama telah menyampaikan pernyataan belasungkawa terhadap para korban gempa. Departemen Luar Negeri AS menjelaskan, Washington akan menyediakan bantuan darurat pemulihan bencana ke Haiti. Badan Pembangunan Internasional AS dan Komando Armada Selatan AS telah mulai membentuk koordinasi untuk menaksir kerugian materi dan jumlah korban di lokasi bencana.

Di salah satu wilayah Port-au-Prince, Petionville, bagian wilayah yang terbilang elite, di mana para diplomat dan warga kaya Haiti bermukim, sebuah rumah sakit roboh dan beberapa rumah hancur serta terjerembap puing-puingnya ke dalam sebuah jurang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS PJ Crowley menjelaskan, pihak Kedutaan Besar AS di Haiti telah mulai menghubungi warga AS yang menetap di Port-au-Prince. Namun, komunikasi ini terhalang oleh lumpuhnya fasilitas komunikasi ataupun terputusnya jalur jalan menuju lokasi bencana pascagempa bumi.

"Kerusakannya signifikan. Sebagian besar tembok roboh. Sebagian besar orang tewas tertimbun oleh puing-puing bangunan," kata Crowley. "Kerusakan di sana benar-benar signifikan."

disadur dari : Harian Kompas
---
memang sudah beberapa hari berlalu tapi puing-puing bangunan yang roboh masih tersisa hingga saat ini. semoga mereka mampu untuk kembali bangkit cz LIFE must GO ON !

0 komentar:

Posting Komentar